Kamis, 01 Maret 2012

Teknik Inokulasi Tanaman "Gaharu" (Aquilaria malaccensis)

 
Pohon Siap untuk di inokulasi
Fusarium adalah kuman penyebab penyakit yang di inokulasi ke jaringan pohon. Oleh karena itu pohon gaharu  melawan dengan memproduksi resin bernama fitoaleksin supaya kuman tak menyebar ke jaringan pohon lain. Seiring waktu, resin itu mengeras di sudut sudut pembuluh xylem dan floem – organ pohon yang mendistribusikan makanan berwarna kecokelatan, serta harum bila dibakar.

Mengingat jenis isolate penyakit pembentuk gaharu berbeda beda sesuai kondisi iklim dan lingkungan, maka penyedia inokulan perlu melakukan isolasi jenis penyakit yang berprospek memproduksi gaharu. Isolasi ini dilakukan terhadap tanaman gaharu alam yang berada di dalam kawasan hutan sekitar daerah pengembangan. Untuk tujuan tersebut, perlu diawali dengan pengamatan lapangan untuk mempelajari aspek gaharu yang tumbuh alami serta mengisolasi dan mengidentifikasi jenis penyakit dari pohon yang terserang.


Agar berhasil mengembangkan inokulan pembentuk gaharu, diperlukan teknik tertentu.
Teknik inokulasi dengan inokulan terhadap pohon gaharu berbeda beda sesuai dengan bentuk inokulannya. Pada pelaksanaan penginokulasian terhadap pohon gaharu ini, harus diperhatikan umur dan diameter batangnya. Batas minimal suatu pohon dapat di inokulasi ditandai dengan pohon yang mulai berbunga. Biasanya umur tanaman tersebut sekitar 4 – 5 tahun atau diameter batang sudah mencapai 8 – 10 cm. 

Berikut diulas teknik inokulasi menggunakan inokulan padat dan cair.

Inokulasi dengan inokulan padat.
Teknik inokulasi pohon gaharu menggunakan inokulan padat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
• Buat lubang pada batang kayu gaharu dengan menggunakan bor. Diameter lubang bor sekitar 0,8 – 10 mm. Kedalaman optimal pemboran ini perlu disesuaikan dengan ukuran diameter batang, biasanya sekitar 5 cm. Setiap batang dibuatkan banyak lubang dengan jarak antar lubang bor sekitar 20 cm.
• Bersihkan tangan pelaku inokulasi dengan air hingga bersih dan dibilas dengan alcohol sebelum pelaksanaan inokulasi.
• Masukkan inokulasi padat ke setiap lubang. Jumlah inokulan disesuaikan dengan kedalaman lubang. Sebagai patokan, pemasukan ini dilakukan hingga lubang terisi penuh dengan inokulan. Agar pemasukan menjadi mudah, gunakan potongan kayu atau bambu yang ukurannya sesuai dengan ukuran diameter lubang.
• Tutup setiap lubang yang sudah diberi inokulan untuk mnghindari masuknya air ke dalam lubang. Penutupan lubang ini dilakukan dengan pasak kayu gaharu. Penutupan pun dapat dilakukan dengan “lilin malam”

Inokulasi dengan inokulan cair.
Teknik inokulasi menggunakan inokulan cair dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
• Lakukan pengeboran pada pangkal batang pohon dengan posisi miring kebawah. Kedalaman pemboran disesuaikan dengan diameter batang pohon, biasanya 1/3 diameter batang. Sementara mata bor yang digunakan berukuran sama dengan selang infus sekitar 0,5 cm. Selang infuse tersebut biasanya sudah disediakan produsen inokulan pada saat pembelian inokulan. Namun, bila belum tersedia, selang infuse dapat disediakan sendiri oleh petani.
• Masukkan selang infus yang ada pada botol inokulan cair kedalam lubang.
• Atur besarnya aliran inokulan cair tersebut. Hentikan aliran infuse bila cairan inokulan sudah keluar dari lubang.
• Tutup bagian tepi disekitar selang infuse dengan menggunakan “lilin malam”.
• Ulangi pengaturan aliran masuknya cairan infuse kedalam lubang setiap 1 – 2 hari, tergantung keadaan cairan dalam lubang. Pengaturan aliran dilakukan bila lubang sudah tidak terdapat lagi cairan inokulasi.
 

• Laksanakan penginokulasian ini hingga inokulan cair didalam botol infuse tersebut habis. Penginokulasian diulang kembali dengan botol inokulasi baru, bila belum ada tanda tanda kematian fisik dan fisiologis.

Aplikasi Fusarium Pembentukan Gaharu

Terbentuknya gubal gaharu merupakan fenomena infeksi jamur fusarium pada pohon penghasil gaharu (salah satunya Aquilaria malaccensis). Fenomena inilah yang menjadi dasar inokulasi jamur fusarium pada pohon gaharu untuk mempercepat timbulnya gubal yang beraroma wangi tersebut. Teknik aplikasi tidaklah begitu rumit hanya membutuhkan ketelitian dan kondisi yang steril dalam pelaksanaannya.
Tahapan aplikasi fusarium antara lain sebagai berikut :

1. Tentukan pohon yang akan di inokulasi. Ideal pohon telah memiliki diameter 20 cm - 40 cm. Catatan; pohon diameter lebih besar kurang efisien karena membutuhkan isolat fusarium yang lebih banyak dan ukuran batang yang lebih kecil dikhawatirkan akan patah. Pada kondisi normal diameter 20 cm dapat dicapai pada umur tanaman 4-5 tahun.
 2. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan antara lain: mesin bor, mata bor ukuran 2 - 3 mm, genset (dapat juga menggunakan bor manual), aquades, isolat fusarium, pita/ tali plastik, alkohol 70%, lilin (untuk penutup lubang > 3mm), alat injeksi, peralatan tangga dan tali temali.
Teknik Penginokulasian
 3. Buat jalur dan titik pengeboran dengan menggunakan pita/ tali plastik. Titik pengeboran dapat dimulai dari leher akar hingga batang bebas cabang. Jarak antar titik pengeboran lebih kurang 5 cm dan jarak antar satu jalur dengan jalur di atas/di bawahnya 15-20 cm.
 4. Setelah mata bor disterilkan dengan alkohol, dilakukan pengeboran sesuai titik yang direncanakan pada kegiatan 3. Sudut pengeboran dibuat rata-rata air. Pengeboran dilakukan hingga sepertiga batang.
Contoh Fusarum
 5. Fusarium cair diinjeksikan ke setiap lubang pengeboran sampai penuh. Pada ukuran lubang yang kecil 1-3 mm tidak perlu dilakukan penutupan dengan lilin/ malam. Sebaliknya lubang pengeboran yang > 4 mm harus dilakukan penutupan.
 6. Pengamatan keberhasilan penyebaran fusarium dapat dilakukan setelah 2 bulan setelah injeksi. Selanjutnya pohon dibiarkan secara alami mengalami infeksi/ penyebaran fusarium selama 1,5 - 2 tahun.(Dari Berbagai Sumber)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar