Rabu, 09 Maret 2011

Mersawa "Anisoptera costata Korth"


Mersawa

 Tidak banyak orang mengetahui pohon-pohon penghasil kayu dari hutan hujan tropis di Indonesia salah satunya adalah  Mersawa "Anisoptera costata Korth"  yang termasuk  suku  Dipterocarpaceae.
- Mengenal  suku, marga  dan kelompok kayu di hutan.
Dipterocarpaceae umumya cukup mudah dikenal dihutan. mereka dikenal dengan baik oleh orang-orang desa yang hidup di dekat hutan.
-Taksonomi Dipterocarpaceae.
Taksonomi Dipterocarpaceae mengikuti cara-cara Ashton (Ashton 1982).
-Ekonomi.
Dipterocarpaceae merupakan suku penghasil kayu yang sangat unggul dari kawasan Asia.
-Kayu.
Dipterocarpaceae meliputi kayu daun lebar berat, yang awet bila bersentuhan dengan tanah di kawasan tropis basah, tahan terhadap serangan rayap, dan memiliki kerapatan kering udara 1.k. 800-1120 kg/m3.
Mersawa sendiri memiliki ciri-ciri berupa; Daun berukuran sedang hingga besar, agak lebar, bila mengering coklat sampai kehijau-hijauan dipermukaan atas  coklat sampai coklat kekuning-kuningan dipermukaan bawah dengan bulu-bulu kasar, coklat kelabu pada tangkai dan pertulangan bawah. 
Morfologi :
Batang :
Pohon sangat besar, tinggi mencapai 65 m atau lebih dan diameter setinggi dada 5 m; batang tinggi, lurus, berbentuk silinder; kadang dengan beberapa banir, tinggi mencapai 4 m, bentangan mencapai 2.5 m, tebal, membulat, lurus, berlanjut hingga kebagian atas batang sebagai punggung-punggung mencapai 10 m.
Daun :
lonjong, jorong atau bundar telur sungsang; 7,5-25 x 3,5-11 cm; kadang berlukup; ujung luncip pendek; pangkal membundar atau rompong, simetris;permukaan atas bila mengering coklat atau kehijau-hijauan, kesan raba licin; permukaan bawah bila mengering coklat atau coklat kekuning-kuningan, pudar, kesan raba licin; permukaan atas dan tulang tengah lokos; indumentum dipermukaan bawah berupa sisik-sisik atau bulu dan sisik bersama-sama, renggang atau rapat, coklat kuning atau deragem, pendek; indumentum pada tulang tengah bawah renggang atau rapat, coklat kuning atau deragem, pendek; pertulangan sekunder 8-30, mula-mula lurus, melengkung hanya dekat tepi daun atau melengkung pada di seluruh panjangnya, menonjol tetapi lampai, indumental rapat, coklat kuning atau deragem, pendek; pertulangan antara tidak ada ; pertulangan tersier kelihatan jelas, berbentuk tangga atau berurat jala, tegak lurus.
Bunga :
Bunga kecil; daun mahkota mula-mula merah agak merah jambu, berubah menjadi kuning pada waktu mekar; benang sari 23-27, kepala sari beruang 4.
Buah :
Buah berkatup,bersatu membentuk tabung 0,6-2 cm, hampir menutupi buah geluk , 1.k. bulat, tidak memiliki sudut, bahu atau sayap, daun kelopak buah  mengembang menjadi dua sayap panjang dan tiga sayap pendek,  panjang 9-12 x1,4 -1,8 cm; sayap pendek 1,2-1,5 x 0,2-0,35 cm; pangkal tabung kelopak berbulu, 1-1,2 x 0,8-1,1 cm. 
(disadur dari buku Pedoman Identifikasi pohon-pohon Dipterocarpaceae Pulau Kalimantan.MF Newman, Royal botanic Garden Edinburgh. PF Burgess, ABW Associates Ltd, Cambridge. TC Whitmore, Geography Department, Cambridge University)

Selasa, 01 Februari 2011

"GAHARU" (Aquilaria malaccensis), Pohon Penghasil Jutaan Rupiah

Anakan pohon Gaharu
Gaharu adalah produk hasil hutan bukan kayu dalam bentuk gumpalan, serpihan atau bubuk yang memiliki aroma keharuman khas yang bersumber dari kandungan bahan kimia berupa resin.
Gaharu terbentuk dalam jaringan kayu, akibat pohon terinfeksi penyakit cendawan (fungi) yang masuk melalui luka batang. Gaharu semula di ambil dari pohon penghasilnya di dalam hutan dengan cara menebang pohon hidup lalu mencacah untuk mendapatkan bagian yang bergaru.

Komoditas gaharu telah cukup lama dikenal masyarakat umum. Beberapa jenis tanaman gaharu yang dikenal antara lain Aquilaria malaccensis, A. filaria, A. hirta, A. agalloccha, A. macrophylum dan beberapa  jenis lainnya. Dari  jenis tanaman yang berpotensi tersebut, Aquilaria malaccensis adalah tanaman penghasil gaharu berkualitas terbaik dengan nilai jual yang tinggi, jenis ini termasuk dalam family Thymelleaceae, tumbuh di dataran rendah hingga pegunungan, 0-750 m dpl, suhu rerata 32°C dengan kelembaban rerata 70%, curah hujan sekitar 2000 mm.


Mahalnya harga jual getah dan pohon gaharu saat ini membuat orang  mulai tertarik untuk mengembangkan dan membudidayakan pohon gaharu. Selain memiliki harga ekonomis yang tinggi, pohon gaharu juga dapat tumbuh di kawasan hutan tropis. Pengembangan pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal orang.

Hanya orang-orang tertentu saja yang sudah mengembangkan dan menanam pohon ini. Padahal, keuntungan dari bisnis pohon gaharu dapat mengubah tingkat kesejahteraan warga hanya dalam waktu beberapa tahun.

Tanaman Gaharu di pekarangan rumah (5thn)
Selain dapat tumbuh di kawasan hutan, pohon gaharu juga dapat tumbuh di pekarangan. Karena itu sebenarnya warga memiliki banyak kesempatan untuk menanam pohon yang menghasilkan getah wangi ini.
Banyaknya getah yang dihasilkan dari pohon gaharu tergantung dari masa tanam dan panen pohon tersebut. Misalnya untuk usia tanam selama 9 sampai 10 tahun, setiap batang pohon mampu menghasilkan sekitar 2 kilogram getah gaharu.

Sementara harga getah gaharu mencapai Rp5-20 juta per kilogram. Harga itu tergantung dari jenis dan kualitas getah gaharu. Untuk getah gaharu yang memiliki kualitas rendah dan berwarna kuning laku dijual Rp5 juta/ kg, sedangkan untuk getah pohon gaharu yang berwarga hitam atau dengan kualitas baik laku dijual Rp15-20 juta per Kg. (dari berbagai sumber)